Kamis, 27 Oktober 2016

ANALISIS SISTEM
PENGERTIAN
Analisa sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikn dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

ANALISA SISTEM MENURUT PARA AHLI
1. Menurut Mc Leod :Analisa Sistem Adalah Suatu studi dari sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau memperbaiki kekurangan dari sistem yang telah ada.
2. Menurut Pressman : Analisa Sistem Adalah Kegiatan menemukan atau mengidentifikasikan masalah, mengevaluasi, membuat model serta membuat spesifikasi sistem.
3. Menurut Yourdan : Analisa Sistem Adalah Suatu kegiatan mentransformasikan dua masukan utama, yaitu kebijaksanaan pemakai dan anggaran proyek kedalam spesifikasi yang terstruktur. Kegiatan tersebut melibatkan alat dan model diagram aliran data, diagram antar entitas dan komunikasi data.
4. Analisa Sistem Secara Umum :adalah Memandang, Pengamatan dan menyimpulkan konsep sistem berdasarkan Sistem Informasi secara fisik dan konseptual.
LANGKAH-LANGKAH ANALISA SISTEM
Langkah-langkah dalam tahap analisa sistem hampir sama dengan yang akan langkah-langkahyang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya terletak pada ruang-lingkup tugasnya. Di analisa sistem, ruang lingkup tugasnya adalah lebih terinci. Di analisa sistem ini, penelitian yang dilakukan oleh analis sistem adalah penelitian terinci. sedang di perencanaan sistem sifatnya hanya penelitian pendahuluan.

Di dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem, sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3. Analyze, menganalisis sistem
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
TUGAS ANALIS SISTEM
MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari system tidak dapat dicapai. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Tugas analis system Dalam Mengidentifikasi Masalah adalah :
1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah. Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang aplikasi yang sedang dianalisisnya. Untuk aplikasi bisnis, analis sistem perlu mempunyai pengetahuan tentang sistem bisnis yang diterapkan di organisasi, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah ini. Tugas mengidentifikasi penyebab masalah dimulai dengan mengkaji ulang terlebih dahulu subyek permasalahan yang telah diutarakan oleh manajemen atau yang telah ditemukan oleh analis sistem ditahap perencanaan sistem.
2. Mengidentifikasi Titik Keputusan. Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi, selanjutnya juga harus mengidentifikasikan titik keputusan penyebab masalah tersebut. Titik keputusan menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi. Analis sistem bila telah dapat mengidentifikasi terlebih dahulu titik-titikkeputusan penyebab masalah, maka dapat memulai penelitiannya dititik-titik keputusan tersebut. Sebagai dasar identifikasi titik-titik keputusan ini, dapat digunakan dokumen paperwork flow atau form flowchart bila dokumentasi ini dimiliki oleh perusahaan.
3. Mengidentifikasi Personil-personil Kunci. Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat diidentifikasi beserta lokasi terjadinya, maka selanjutnya yang perlu diidentifikasi adalah personil-personil kunci baik yang langsung maupun yang tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Identifikasi personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu pada bagan alir dokumen perusahaan serta dokumen deskripsi kerja (job description).
MEMAHAMI KERJA SISTEM
Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Bila di tahap perencanaan sudah pernah diadakan penelitian, sifatnya masih penelitian pendahuluan (preliminary survey). Sedangkan pada tahap analisis sistem, penelitiannya bersifat penelitian terinci (detailed survey).

Analis sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan, kelemahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data perlu dikumpulkan, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang ada, yaitu wawancara, oberservasi, daftar pertanyaan dan pengambilan sampel.

Tugas analis system Dalam Memahami Kerja Sistem:
1. Menentukan Jenis Penelitian
Jenis penelitian perlu ditentukan untuk masing-masing titik keputusan yang akan diteliti. Jenis penelitian tergantung dari jenis data yang diperoleh, dapat berupa data tentang operasi sistem, data tentang perlengkapan sistem, pengendalian sistem, atau I/O yang digunakan oleh sistem.

2. Merencanakan Jadual Penelitian
Supaya penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka jadual penelitian harus direncanakan terlebih dahulu yang meliputi :
1. Dimana penelitian akan dilakukan
2. Apa dan siapa yang akan diteliti
3. Siapa yang akan meneliti
4. Kapan penelitian dilakukan

3. Membuat Penugasan Penelitian
Setelah rencana jadual penelitian dibuat, maka tugas dilanjutkan dengan menentukan tugas dari masing-masing anggota tim analis sistem, yang ditentukan oleh koordinator analis sistem melalui surat penugasan dengan menyertakan lampiran kegiatan penelitian yang harus dilakukan.

4. Membuat Agenda Wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, waktu dan materi wawancara perlu didiskusikan. Rencana ini dapat ditulis di agenda wawancara dan dibawa selama wawancara berlangsung. Tujuannya adalah supaya wawancara dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak ada materi yang terlewatkan.

5. Mengumpulkan Hasil Penelitian
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil penelitian harus dikumpulkan sebagai suatu dokumentasi sistem lama, yaitu :
1. Waktu untuk melakukan suatu kegiatan
2. Kesalahan melakukan kegiatan di sistem yang lama
3. Pengambilan sampel
4. Formulir dan laporan yang dihasilkan oleh sistem lama
5. Elemen-elemen data
6. Teknologi yang digunakan di sistem lama
7. Kebutuhan informasi pemakai sistem / manajemen

MENGANALISIS HASIL
Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
1. Menganalisis Kelemahan Sistem
Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
1. Apa yang dikerjakan ?
2. Bagaimana mengerjakannya ?
3. Siapa yang mengerjakan
Menganalisis kelemahan sistem sebaliknya dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
1. Mengapa dikerjakan ?
2. Perlukah dikerjakan ?
3. Apakah telah dikerjakan dengan baik ?
Sasaran yang diinginkan oleh sistem yang baru ditentukan oleh kriteria penilaian sebagai berikut :
1. Relevance,
2. Capacity,
3. Efficiency,
4. Timeliness,
5. Accessibility,
6. Flexibility,
7. Accuracy,
8. Reliability,
9. Security,
10. Economy,
11. Simplicity
Berdasarkan pertanyaan dan kriteria ini, selanjutnya analis system akan dapat melakukan analis dari hasil penelitian dengan baik untuk menemukan kelemahan dan permasalahan dari sistem yang ada.

2. Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai / Manajemen
Tugas lain dari analis sistem yang diperlukan sehubungan dengan sasaran utama sistem informasi, yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu dianalisis.
MEMBUAT LAPORAN HASIL ANALISIS
Laporan hasil analisis diserahkan ke Panitia Pengarah (Steering Committee) yang nantinya akan diteruskan ke manajemen. Pihak manajemen bersama-sama dengan panitia pengarah dan pemakai sistem akan mempelajari temuan-temuan dan analis yang telah dilakukan oleh analis sistem yang disajikan dalam laporan ini.

Tujuan utama dari penyerahan laporan ini kepada manajemen adalah :
1. Analisis telah selesai dilakukan
2. Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
3. Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen
4. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap disain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang tidak layak lagi)
5. Semua hasil yang didapat dari penelitian perlu dilampirkan pada laporan hasil analisis ini, sehingga manajemen dan user dapat memeriksa kembali kebenaran data yang telah diperoleh.



KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SISTEM

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SISTEM

I. Definisi Kebijakan dan Perencanaan Sistem
A. Definisi Kebijakan Sistem
Kebijakan sistem (systems policy) merupakan landasan dan dukungan dari manajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem. Kebijakan sistem itu sendiri antara lain dilakukan oleh management puncak, mengembangkan suatu sistem informasi, menyediakan manajemen dengan informasi yang cukup, meningkatkan produktifitas karyawan.
Faktor
1. Waktu
2. Sumber Daya Manusia
• Pelatihan meliputi Education dan Training
• Pemilihan meliputi Internal dan ekstern
B. Definisi Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem (systems planning) merupakan pedoman untuk melakukan pengembangan sistem. Hal – hal dalam perencanaan sistem antara lain perencanaan sistem yang terdiri dari short range dan long range, mengestimasi kebutuhan fisik, ditangani oleh planning staff, sebagai pengembangan sistem, dikepalai oleh System Development Manager, departemen pengolahan data dikepalai oleh manager pengolahan data.
Perencanaan Sistem adalah proses membuat sebuah Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan operasi organisasi.

II. Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dibagi dalam 3 proses utama yaitu:
1. Merencanakan proyek-proyek sistem, meliputi:
a. Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
b. Mengidentifikasi proyek-proyek sistem
c. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
d. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem
e. Menentukan prioritas proyek-proyek sistem
f. Membuat laporan perencanaan sistem

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan, meliputi:
a. Menunjuk team analis
b. Mengumumkan proyek pengembangan sistem

3. Mendefinisikan proyek-proyek dikembangkan, meliputi:
a. Melakukan studi kelayakan
b. Menilai kelayakan proyek sistem
c. Membuat usulan proyek sistem
d. Meminta persetujuan manajemen

III. Studi Kelayakan
1. Definisi Studi Kelayakan
Studi Kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau tidak.
2. Faktor-faktor yang perlu dinilai dalam studi kelayakan
a. Ekonomi Kelayakan
Ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Lebih dikenal sebagai biaya / manfaat analisis, prosedur ini adalah untuk menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem kandidat dan membandingkan mereka dengan biaya. Jika manfaatnya lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya versus manfaat sebelum mengambil tindakan.
Biaya studi berbasis: Sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor biaya dan manfaat, yang dapat dikategorikan sebagai berikut: Biaya pengembangan dan Biaya operasi. Ini adalah analisis biaya yang akan dikeluarkan dalam sistem dan manfaat diturunkan keluar dari sistem.
Waktu studi berbasis: Ini adalah analisis dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pengembalian investasi. Nilai masa depan dari proyek adalah juga merupakan faktor.

b. Hukum Kelayakan
Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan data harus sesuai dengan Kis Perlindungan Data setempat.

c. Operasional Kelayakan
Kelayakan operasional adalah ukuran dari seberapa baik sistem yang diusulkan memecahkan masalah, dan mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi selama definisi lingkup dan bagaimana memenuhi persyaratan diidentifikasi dalam tahap analisis persyaratan pengembangan sistem.

d. Jadwal Kelayakan
Sebuah proyek akan gagal jika waktu terlalu lama untuk diselesaikan sebelum berguna. Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan mengambil untuk mengembangkan, dan jika dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu menggunakan beberapa metode seperti payback period. Jadwal kelayakan adalah ukuran seberapa wajar jadwal proyek. Mengingat keahlian teknis kami, adalah tenggat waktu proyek yang wajar? Beberapa proyek yang dimulai dengan tenggat waktu tertentu. Anda perlu menentukan apakah tenggat waktu adalah wajib atau diinginkan.

e. Pasar dan Kelayakan Real Estate
Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek pengembangan real estat, dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate. Pengembang sering melakukan studi pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk menguji lahan alternatif untuk paket yang diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk menyelesaikan studi kelayakan sebelum mereka akan menyetujui permohonan izin untuk ritel, komersial, industri, manufaktur, kantor perumahan, atau dicampur-menggunakan proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan pentingnya bisnis di area yang dipilih.

f. Sumber Daya Kelayakan
Hal ini melibatkan pertanyaan seperti bagaimana banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem baru, ketika itu dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, dependensi.

g. Budaya Kelayakan
Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya di tingkat lokal dan umum budaya. Sebagai contoh, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktor-faktor ini menjadi terkenal. Selanjutnya budaya perusahaan bisa berbenturan dengan hasil proyek.

h. Kelayakan Keuangan
Dalam kasus proyek baru, viabilitas keuangan dapat dinilai berdasarkan parameter berikut:
• Perkiraan total biaya proyek
Pembiayaan proyek dalam hal struktur modal, rasio utang ekuitas dan berbagi promotor dari total biaya
• Ada investasi oleh promotor di bisnis lain
• Proyeksi arus kas dan profitabilitas

i. Produksi
Studi kelayakan output laporan studi kelayakan, laporan yang merinci kriteria evaluasi, temuan penelitian, dan rekomendasi.

3. Proyek sistem
Proyek sistem adalah pengembangan sebuah sistem informasi dalam suatu organisasi. Merencanakan proyek-proyek sistem, meliputi :
1. Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
Perencanaan sistem harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Ini berarti perencanaan sistem harus diarahkan untuk dapat merencanakan sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan organisasi secara keseluruhan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai
a. Mengidentifikasi proyek-proyek sistem
Menentukanproyek-proyek sistem nformasi yang dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Contoh : Dalam perusahaan bisnis proyek-proyek sistem informasi dapat berupa sistem informasi untuk :
a) Pengendalian penjualan dan pemasaran
b) Pengendalian distribusi
c) Pengendalian produksi
d) Pengendalian keuangan
e) Pengendalian persediaan
b. Menetapkan sarana proyek-proyek sistem
Sarana ini merupakan apa yang ingin dicapai oleh masing-masing proyek sistem.
Contoh : Sistem informasi penjualan : memiliki sasaran :
a) Memberikan pelayanan order kepada pelanggan dengan lebih baik
b) Meningkatkan volume penjualan
c) Menediakan laporan penjualan yang tepat waktu kepada manajern marketing
c. Menetapkan Kendala proyek-proyek sistem
Ada 3 faktor kendala :
a) Masalah dana
b) Masalah Waktu
c) Mengenai batasan peraturan yang berlakupada perusahaan tersebut.
d. Menentukan Priyoritas proyek-proyek sistem
Yaitu menentukan proyek-proyek mana yang perlu dikembangkan terlebih dahulu tentunya proyek-proyek sistem yang sangat diperlukan dan mendesak harus diprioritaskan.
e. Membuat Laporan perencanaan sistem

Isi dari laporan perencanaan sistem tersebut adalah :
a) Latar belakang Organisasi
b) Proyek sistem informasi yang direncanakan
c) Sasaran pengembangan sistem aianformasi
d) Kendala didalam pengembangan sistem Informasi
e) Menentukan prioritas-prioritas proyek sistem informasi
f) Meminta Persetujuan Manajemen
2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan meliputi :
Menunjuk team analis
Mengumumkan proyek pengembangan sistem
3. Mendefinisikan proyek-proyek yang akan dikembangkan, meliputi :
a. Melakukan Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatustudi yang akan digunakan untuk menentukan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atautidak.
b. Nilai kelayakan proyek sistem :
a) Kelayakan Teknik
Ketersediaan teknologi yang digunakan
Ketersediaan staf ahli didalam mengoperasikan teknologi yang digunakan
b) Kelayakan Operasi
Kemampuan personil dalam engoperasikan sistem informasi yang di buat.
Kemampuan dari sistem informasi yang menghasilkan informasi
c) Kelayakan Jadwal
Apakah sisteminformsi yang dikembangkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
d) Kelayakan Ekonomi
Besarnya dana yang diperlukan untuk pengembangan sistem.
Manfaat yang diperoleh dari sistem informasi dibandingkan dengan biaya perkembangannya.
e) Kelayakan Hukum
Apakah sistem yang dikembangkan tidak menyimpang dari hukumyang berlaku.


Selasa, 25 Oktober 2016

Perbedaan Waterfall dan SDLC(System Development Life Cycle)

Perbedaan Waterfall dan SDLC
Metodologi pengembangan sistem
1. Pengertian Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan system adalah suatu proses pengembangan system yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan system informasi atau software.

2. Alasan perlunya Metodologi Pengembangan System adalah:
1) Menjamin adanya konsistensi proses.
2) Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek.
3) Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas.
4) Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru dalam timproyek.
3. Macam-Macam Metode Pengembangan Sistem
SDLC
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).
a. Tahap-tahap SLDC yaitu:
• Melakukan survey dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
• Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan.
• Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.
• Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.
• Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak computer.
• Merancang sistem informasi baru.
• Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.
• Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru.

b. Kelebihan dan Kekurangan
• Kelebihan
o Mudah diaplikasikan.
o Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.

• Kekurangan
o Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
o Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
o Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
o Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.



Waterfall Model
Yaitu sebuah desain proses yang sequensial (berurutan) yang dalam progressnya terlihat seperti aliran air ter-jun (waterfall) dari proses perancangan konsep, inisialisasi project, alanisis, desain, pembuatan system (coding), testing, produksi/implementasi dan perawatan (maintenance).

Beberapa prinsip utama dari model ini yakni:
• Project dibagi-bagi dalam beberapa fase yang saling berurutan
• Penekanan pada perencanaan, jadwal (schedule), deadline, budget, dan implementasi keseluruhan sistem sekaligus.
• Kontrol yang ketat dalam siklus hidup project dengan menggunakan bantuan dokumentasi tertulis.
Kelebihan dari metode ini yakni:
1. Mudah dimengerti, mudah digunakan,
2. Requirement dari sistem bersifat stabil,
3. Baik dalam manajemen kontrol,
4. Bekerja dengan baik ketika kualitas lebih diutamakan dibandingkan dengan biaya dan jadwal (deadline)
Selain kelebihan-kelebihan di atas, model Waterfall ini memiliki kekurangan yang sangat banyak. Dikarenakan sangat banyak tim yang telah mengimplementasikan projectnya dengan menggunakan model ini. Beberapa diantara kekurangannya itu yakni.
• Semua kebutuhan sistem harus diketahui terlebih dahulu.
• Penenyahan dari setiap fase ke fase lainnya dapat dikatakan statis (tidak fleksible)
• Dapat memberikan kesan palsu dari progresnya.
• Tidak menunjukkan menunjukkan prinsif ”ProblemSolving” dalam Pengembangan Perangkat Lunak dikarenakan fase yang harus berurut.
• Integrasi sekaligus di akhir sistem.
• Customer hanya memiliki sedikit kesempatan untuk melihat dan mereview sistem (yakni di akhir project).
• Resiko sangat tinggi, karena testing hanya dilakukan pada setiap akhir fase, bahkan tidak jarang testing hanya dilakukan di akhir-akhir project.
• Membutuhkan waktu yang cukup lama (walaupun projectnya tidak terlalu besar)
• Perubahan requirement dapat merubah keseluruhan proses yang telah dilaksanakan.




Sabtu, 22 Oktober 2016

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM



BAB. I
 1.       Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Urutan-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma. Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan sistem ke dalam sejumlah urutan berbeda-beda. Tetapi semuanya akan mengacu pada proses-proses standar berikut :
a.       Analisis didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi dengan detail apa yang harus dilakukan oleh sistem.
Analisis : mendefinisikan masalah
b.      Desain  diartikan sebagai menjelaskan dengan detail bagaimana bagian-bagian dari sistem informasi diimplementasikan.
Desain : memecahkan masalah.
c.       Implementasi didefinisikan menjalankan sistem yang telah jadi.
d.      Pemeliharaan didefinisikan dengan menjaga sistem yang sedang berjalan.

Pada perkembangannya, proses-proses standar tadi dituangkan dalam satu metode yang dikenal dengan nama system Development Life Cycle(SDLC) yang merupakan metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain. SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :
1.        Identifikasi dan seleksi proyek
2.        Inisiasi dan perencanaa proyek
3.        Analisis
4.        Desain
a.         Desain logikal
b.        Desain fisikal
5.        Implementasi
6.        Pemeliharaan



2.        Teknik-Teknik Dalam Pengembangan Sistem
  1. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Teknik ini digunakan untuk penjadwalan waktu pelaksanaan suatu proyek
  1. Teknik menemukan fakta (fact finding techniques)
Yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpukan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik-teknik ini diantaranya adalah :
1.      Wawancara (interview)
Memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
2.      Observasi (observation)
Adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan yang mana pada waktu observasi analis sistem dapat ikut juga berpartisipsi dengan orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tersebut.
3.      Daftar pertanyaan (questionnaires)
Adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari responden-responden yang dipilih.
4.      Pengumpulan sampel (sampling)
Pengambilan sampel adalah pemilihan sejumlah item tertentu dari seluruh item yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk  mewakili seluruh itemnya dengan pertimbangan biaya dan waktu yang terbatas.
  1. Teknik analisis biaya / manfaat (cost-effectiveness analysis atau cost benefit analysis)
Teknik ini menilai dari sisi kelayakan ekonomis suatu pengembangan sistem informasi.
  1. Teknik untuk menjalankan rapat
Selama proses pengembangan sistem dilakukan, seringkali rapat-rapat diadakan baik oleh tim pengembangan sistem sendiri atau rapat anatara tim pengembangan sistem dengan pemakai sistem manajer, sehingga kemampuan analis sistem untuk memimpin atau berpartisipasi di dalam suatu rapat merupakan hal yang penting terhadap kesuksesan proyek pengembangan sistem.
  1. Teknik inspeksi / walkthrough
Inspeksi merupakan kepentingan dari pemakai sistem dan walkthrough merupakan kepentingan dari analis sistem. Analis sistem melakukan walkthrough untuk maksud supaya dokumentasi yang akan diserahkan kepada pemakai sistem secara teknik tidak mengalami kesalahan dan dapat dilakukan dengan diverifikasi terlebih dahulu oleh analis sistem yang lain. Pemakai sistem melakukan inspeksi untuk maksud menilai dokumentasi yang diserahkan oleh analis sistem secara teknik tidak mengandung kesalahan.


3.  Alat Pengembangan Sistem
Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh metodologi pengembangan system yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan teknik untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang berupa gambar atau grafik (nongraphical tools), seperti misalnya data dictionary, structured English, pseudocode serta formulir-formulir untuk mencatat dan menyajikan data.
1.      Alat-Alat Pengembangan Sistem Yang Berbentuk Grafik
Alat-alat pengembangan system yang berbentuk grafik diantaranya adalah sebagai berikut   ini :
a.        HIPO diagram
HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output), adalah alat dokumentasi program yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system digambarkan oleh fungsi utamanya.
  1. Data Flow diagram
Digunakan untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau system baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut menglir (misalnya lewat telpon, surat dan sebaginya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, mcrifile, harddisk, tape, diskette dan lain sebagianya)
  1. Structured Chart
Digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari system informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodule dengan menunjukan hubungan elemen data dan elemen control anatara hubungan modulnya sehingga memberikan penjelasan lengkap dari system dipandang dari elemen data, elemen control, modul dan hubungan antar modulnya.

  1. SADT (Structure Analysis and Design Technique)
Structured Analysis and Design Technique, memandang suatu system terdiri dari dua hal : benda (obyek, dokumen atau data) dan kejadian (kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau prangkat lunak). Menggunakan dua tipe diagram yaitu, diagram kegiatan(activity diagrams, disebut actigrams) dan diagram data (data diagrams disebut datagrams)

  1. Jackson’s diagram (JSD)
Jackson’s System Develpoment (JSD) membangun  suatu model dari dunia nyata (real world) yang menyediakan subyek-subyek permaslahan dari system. Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu metodologi tertentu, masih terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan di semua metodologi yang ada. Alat alat ini berupa suatu bagan yang dapat diklasifikan sebagai berikut :
1)      Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting)
a)      Bagan alir sistem(system flowchart)
b)      Bagan alir program (program flowchart) yang dapat berupa :
  Bagan alir logika program (program logic flowchart)
  Bagan alir program computer terinci (detailed computer program flowchart)
c)       Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart)
d)      Bagan alir proses (process flowchart)
e)       Gantt chart
2)      Bagan untuk menggambarkan tata letak (layout charting)
3)      Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personil relationship charting)
a)      Bagan distribusi kerja (working distribution chart)
b)      Bagan organisasi (organization chart)



2.      Tim Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari :
1.    Manajer Analis Sistem
2.    Ketua Analis Sistem
3.    Analis Sistem Senior
4.    Analis Sistem Junior
5.    Pemrogram Aplikasi Senior
6.    Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

3.          Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
Ada beberapa penyebab kegagalan dalam pengembangan sistem diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
b.      Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
c.       Kurang sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
d.      Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan.
e.       Penggunaan teknologi computer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai
f.       Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
g.      Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik.


BAB .II
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN YANG     DIPERLUKAN ANALIS SISTEM
1.      Definisi Analis Sistem
Menurut Hussain (1992) analis sistem adalah orang yang membangun, mengimplementasikan dan merawat sebuah sistem. Seorang analis sistem harus mempelajari suatu masalah dan memutuskan prosedur, metode atau teknik yang dapat dibuat untuk pemecahan masalah dengan memanfaatkan komputer. Analis sistem juga bertugas untuk menganalisis data, dokumentasi sistem, merancang formulir dan nenguji sistem.
Definisi analis sistem menurut McLeod (1993)  yaitu analis sistem bekerja dengan pengguna dalam membangun sistem baru dan memperbaiki sistemyang sudah ada. Analis sitem dalam mendefinisikan masalah-masalah dan dalam mempersiapkan dokumentasi tertulis tentang bagaimana komputer akan membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
            Seorang analis sistem yang ideal, menurut Hussain (1992) mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.      Ahli analisis dan perancangan sistem.
2.      Memiliki pengetahuan perangakat keras, piranti lunak, database, sistem operasi dan telekomunikasi.
3.      Memiliki pengetahuan bahasa pemrograman.
4.      Memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak, bekerja dengan simbol-simbol dan logika             permasalahan.
5.      Mampu menerima pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah, analisis dan             perancangan.
6.      Mampu bekerja secara tidak terstruktur.



2.       Pengetahuan Dan Keahlian yang Diperlukan oleh Analis Sistem
Seorang analis sistem memerlukan pengetahuan sebagai berikut (Hussain, 1992) :
Tabel Daftar Pengetahuan yang diperlukan oleh Analis Sistem

1.      Introductory computer and informtion system concepts.
Pengantar komputer dan Konsep sistem     informasi
2.      Information gathering techniques.
Teknik mengumpulkan informasi
3.      File design.
Disain file
4.      Human relation in system development.
Hubungan manusia di(dalam) pengembangan sistem
5.      Application programming languages.
Bahasa program aplikasi
6.      Database management systems.
Sistem database manajemen
7.      Human factors in equipment design and layout.
Faktor manusia d(dalam) disain peralatan dan tata ruang
8.      Telecommunication concept.
Konsep telekomunikasi
9.      Planning and contrilling of systeman  development projects.
Perencanaan dan kontrol dalam merancang pengembangan sistem
10.  Hardware characterization.

11.  Operting System characterization.

12.  System Design Topics.
Topik disain sistem
13.  Job control language.
Pekerjaan mengendalikan bahasa
14.  Computer Security control and auditing.
Kendali keamanan komputer dan auditing
15.  Mini computer characteristics and uses.
Karakteristik komputer mini dan mengunakan
16.  Software package analysis.
Analisa paket software
17.  Computer scheduling.
Komputer (yang) skeduling
18.  Computer simulation.
Simulasi komputer
19.  Improving computer center productivity.
Meningkatkan produktivitas pusat komputer
20.  Legal aspect of computing.

21.  Introductory statistics.
Pengantar statistik
22.  List processing.
Memproses daftar
23.  Sorting.
Penyotiran
24.  Statistical decision theory.
Teori keputusan statistik
25.  Regression analysis and sampling theory.
Analisis regresi dan teori sampling

                         
Berdasarkan penelitian (Siswono, 1997), kebutuhan pengetahuan seorang analis sistem dapat di bagi menjadi lima kelompok pengetahuan utama, yaitu :
1.      Sistem Operasi(Operating System).
2.      Pengetahuan Sistem Basis Data (Data base System).
3.      Pengetahuan teknik Pemrograman dan Algoritma (Programing Tecnique and Algorithm).
4.      Pengetahuan Analisis dan Perancangan System Informasi (Analysis and Design Method).
5.      Penetahuan Jaringan Komputer dan Komunikasi Data (Computer Network and Data Communication).

Menurut Christina Soh, Soon Ang dan Violet Ho Tzu Wei (1997), pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang analis sistem, adalah :
1.      Pengetahuan (Knowledge), terdiri atas pengetahuan di bidang :
a.       Pembuatan dan Implementasi Sistem (System Development and Implementation), yang terdiri atas kategori :
1)      Jenis-jenis Sistem Informasi (Type of IS)
2)      Manajemen Proyek (Project Management)
3)      Integrasi Sistem (System Integrasi)
4)      Analisis dan Perancangan Sistem (System Analysis and Design)

b.      Pengetahuan Bisnis (Business Knowleadge), yauitu pengetahuan tentang :
1)      Area-area Fungsional Bisnis (Business Functional Areas)
2)      Pemodelan Bisnis (Business Modelling)
3)      Industri (Industry)

c.       Konsep-konsep Teknik (technical concepts), yaitu:
1)      Struktur data(data structures)
2)      Human computer interface
3)      Arsitektur jaringan (network architecture)
4)      Teknologi client-server (client-server technologi)
5)      Konsep bahasa pemprograman (lenguage concepts)
6)      Konsep sistem operasi (operating system consepts)
7)      Algoritma (algorithms)
8)      Artificial intelligence

2.      Keahlian (skills), terdiri atas keahlian dibidang:
a.       Keahlian teknik (technical skills), yaitu:
1)      Sistem menagemen basis data (database menagement system),yaitu:
a)      DBMS untuk komputer mikro ( microcomputer DBMS)
b)      DBMS untuk server database dan host
2)      Bahasa komputer (computer lenguage) yaitu:
a)      High level language
b)      Aplication developmant tools
c)      Fourth generation language
d)     Assembler language
3)   Sistem Operasi (Operating System), yaitu :
a)      Sistem opersi untuk komputer mini atau mainframe (Operting system for mini mainframe computers).
b)      Sistem operasi untuk komputer mikro atau workstation (Operting system for micro computers or workstation).
c)      Sistem operasi untuk jaringan (Operting system for network).
d)     Protokol jaringsn (Network protocols).


4)      Soft Skills, yang terdiri atas keahlian :
a)      Mengatur Pekerjaan (Manage Tasks), yang terdiri atas :
i.      Mengatur perubahan (manage change).
ii.     Merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan         menyelesaikan pekerjaan dalam lingkungan yang saling bekerja sama (Plan, organize, coordinate and execute work in a collaborative enviroment).
iii. Merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan menulis memo, laporan dan dokumentasi yang jelas, singkat dan efektif (Plan, organize, coordinate and write clear, concise, effective memos, reports and documentations).
iv. Membuat dan memberikan presentasi yang efektif, informatif  dan persuasif (Depolop and deliver effective, informative and persuasive presentation).
v.   Mengindetifikasikan dan menganalisis masalah-masalah teknis (Identify and tecnical problem).
vi. Merencanakan atau membuat keputusan-keputusan strategis dan taktis (Plan or make strategic and tactical decisions).
vii.          Mempelajari teknologi-teknologi baru (Learn new tecnologies)
vii.Mengerti dan dapat menilai kegunaan trend teknologi baru (Understand and usesfulness of new tecnological trends).

b)      Mengatur Diri Sendiri dan Orang Lain (Managing Self and Others), yaitu keahlian :
1)      Dapat bekerja secara independen tanpa perlu di awasi (Work independently without supervision).
2)      Bekerja sama dalam suatu lingkungan proyek (Work cooperatively in a project enviroment).
3)      Mendengarkan orang lain (Listen to others).
4)      Peka terhadap budaya atau politik berorganisasi (Sensitive to organizational culture and pilitics).
5)      Bernegoisasi dengan dan meyakinkan orang-orang dari berbagai kalangan (Negotiate with and persuade people of all levels).
6)      Memeliharan hubungan dengan pengguna dan langganan yang produktif (Maintain productive user and client relationships).
7)      Memelihara hubungan dengan pemasok yang produktif (Maintain productive vendor relationships)
8)      Mengajar dan melatih orang lain (Teach or train others).

c)      Kemampuan (Ability), terdiri atas kemampuan di bidang :
1)      Analitis (Analitical), yaitu :
i.        Kepekaan terhadap suatu permasalahan (Problem sensitivity).
ii.      Pemikiran dan pertimbangan (Reasoning).
iii.    Identifikasi, pengelompokan dan pemisahan (Identification, grouping and abstraction).
iv.    Daya ingat (Memorization).
v.      Kemampuan angka atau matematis (Numerik or mathematical ability).

2)      Komunikasi (Communication),yang terdiri atas :
i.        Komunikasi secara tertulis (Written communication).
ii.      Komunikasi secara lisan (Oral communication).

3)    Fokus (Focus), yaitu :
i.        Time sharing atau multitasking.
ii.      Fleksibelitas dan kecepatan closure (Fleksibility and speed of closure).
iii.    Perhatian yang selektif (Selective attention)

4)    Kreativitas (Creativity), yaitu kemampuan :
i.        Menghasilkan ide (Idea generation).
ii.      Visualisasi dan persepsi (Visualization and perception)



.